Langsung ke konten utama
Terlihat Membosankan Padahal Menulis Sangat Menguntungkan
Assalamualaikum
Hai sobat, apa yang Anda tahu tentang menulis?. Menulis adalah salah satu kegiatan yang paling menyenangkan kalau menurut saya sobat. Kenapa? Karena menulis itu membuat kita bisa menuangkan imajinasi yang malang melintang dipikiran kita loh sobat. Selain itu, menulis bagi saya bisa membawa kita ke suatu alam yang ada dalam pikiran kita sendiri. Ga percaya? Coba deh Anda mencoba menulis.
Menulis itu tidak terpaku pada penulisan karya ilmiah aja ya sobat. Dulu memang saya juga sempat tertarik untuk menulis tapi saya pikir menulis itu sulit, harus tau banyak kata, harus tau kata-kata ilmiah, wah pokoknya banyak deh yang ada di pikiran saya. Tapi tahukah Anda kalau menulis itu ternyata sangat menyenangkan dan sangat bebes. Awalnya saya memulai menulis itu bahasanya sangat kaku dan terbatas banget. Saya sendiri aja bacanya males banget sobat, apalagi sobat-sobat ini yang membaca. Wah saya malu banget deh hehe.
Kenapa ya kita harus menulis sobat?. Dengan menulis, Anda bisa menyampaikan ilmu Anda yang sudah Anda pelajari karena ketika menulis Anda seolah-olah mengikatkan ilmu Anda supaya tidak lupa, seperti yang dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib ra “Ikatlah ilmu dengan menulis”. Kemudian, melalui tulisan Anda dapat menyapa orang-orang yang Anda kenal maupun yang belum Anda kenal, Anda dapat berbicara melalui tulisan dengan bahasa-bahasa tulisan yang indah, pesan yang terkadang menyakitkan menjadi lebih halus tersampaikan, melalui menulis juga Anda dapat mengembangkan kreativitas Anda dalam mengolah kata, mengolah informasi, dan mengolah sebuah peristiwa menjadi sebuah paragraf atau sebuah rangkaian kata mutiara. Seperti quotes yang satu ini mengatakan  “Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa-suatu cara untuk menyentuh seseoranag lain entah di mana. Cara itulah yang bermacam-macam dan di sanalah harga kreativitas ditimbang-timbang.” Seno Gumira Ajidarma Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara. Ia adalah seorang penulis generasi baru di sastra Indonesia. Salah satu karyanya adalah Atas Nama Malam. Menulis adalah pekerjaan yang menggunakan pikiran yang akan menghasilkan kreativitas dan inovasi. Hal tersebut tidak akan tergantikan oleh tenaga mesin atau robot, mengingat bahwa zaman sekarang adalah zaman canggih yang segala serba ingin praktis. Tapi ingat sobat, seorang penulisa akan tetap menjadi besar karena pemikirannya. “Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis” Imam Al-Ghazali dan “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah (Rumah Kaca, h. 352)” Pramoedya Ananta Toer.
Sobat, lalu bagaimana si caranya menulis?. Mudah sekali sobat. Anda tidak perlu risau dan jangan pernah takut untuk mencoba. Karena Allah akan selalu ada untuk hamba-hambanya yang mau berusaha dan berdoa. Untuk Anda yang pemula, mulailah menulis sebisa Anda dan apapun yang Anda ketahui. Karena sejatinya, setiap orang pasti memiliki tulisan pribadinya, entah itu sebuah curhatan ataupun sederetan cerita tentang impian. Seperti yang dikatakan oleh J.K Rowling seorang penulis novel yang novelnya diangkat menjadi film yang laris, ya ia adalah penulis novel Harry Potter mengatakan “Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Tulislah pengalaman dan perasaanmu sendiri.”. Saat Anda sudah mulai menulis teruslah istiqomah dan jangan pernah puas akan ilmu yang sudah Anda dapat, tetap terus haus akan ilmu, untuk itu teruslah membaca. Kemudian, setelah Anda sudah menulis karya-karya Anda, cobalah share karya Anda ke public, supaya orang-orang tahu karya Anda dan dapat mengapresiasi karya Anda.
Kapan dan di mana enaknya kita mulai menulis? Jawabannya kapan saja dan di mana saja, saat pikiran Anda sudah mulai terbang dalam khayalan dan saat Anda mendapatkan sebuah ide untuk menuangkannya dalam sebuah karya tulis. Jika Anda menemukan sebuah informasi segera tulislah informasi itu dalam bentuk artikel, atau Anda sedang di suatu tempat dan Anda merasakan setiap gerakan dan suara benda-benda di tempat itu jangan lewatkan kesempatan itu, cepat ambil kertas dan pena Anda dan buatlah sebuah kerangka puisi.
Seru kan sobat? Yuu mulai menulis! (NSW)
Wassalamualaikum

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kontribusiku Untuk Indonesia

Nur Septiani Wulandari adalah nama yang orang tua saya berikan untuk saya. Saya lahir di Pandeglang pada 16 September 1997. Saya memiliki satu kakak perempuan yang paling saya cintai dan dua orang adik laki-laki yang paling saya sayangi. Menjadi seorang mahasiswa PGSD di UPI Kampus Tasikmalaya mengajak saya untuk terus berkarya dalam bidang pendidikan. Di kampus inilah saya menemukan diri saya, saya menemukan ruang nyaman saya bergerak dan berkarya. Jika ditanya mengenai kontribusi apa yang saya lakukan untuk Indonesia? Jawaban yang sudah pasti adalah saya selalu belajar untuk bisa berkarya untuk Indonesia. Saat saya duduk di bangku SD, saya mulai mengenal tarian tradisional khas Cirebon yaitu tari topeng. Saya mulai tertarik dan mementaskannya di beberapa acara. Selain itu saya juga mulai tertarik dengan sastra puisi, lebih tepatnya dalam membaca puisi. Saya mulai mendalami teknik-teknik membaca puisi dan mencari pengalaman melalui lomba-lomba membaca puisi. Saya mulai menemukan
Anak Kita Pergi Mengejar Layang-Layang Seorang pria duduk di kursi rotan dengan menumpangkan kaki kanan di atas kaki kirinya. Tangannya memegang secarik kertas yang berisi deretan kata-kata fakta dan opini, terkadang juga ada iklan perumahan atau lowongan pekerjaan. Ditemani teh hangat racikan kekasihnya. Bola mata pria itu berjalan ke kanan dan ke kiri, terkadang dahinya ikut mengerenyut, terkadang bibirnya sedikit tersenyum, dan tak jarang ekspresinya sangat datar. Setelah beberapa menit, akhirnya ia berbicara. "Sayang." "Iya." "Anak kita sedang apa?" "Sedang main layang-layang." "Matahari baru terbangun, ia sudah bermain layang-layang?" "Iya." Pria itu terdiam lagi, kembali bermesraan dengan kertas-kertas beritanya. *** Sekitar pukul sepuluh pagi, pria itu akan pergi ke kebun. Pria itu hanya mengenakan kaos oblong dengan celana kolor yang tidak penuh menutupi lututnya, di lehernya menggantung
Suara? Hujan Sore Itu Kala itu, ketika rintik hujan membasahi bumi. Terdengar rintihan suara lembut di sudut ruangan itu. Aku pun terbangun dari lamunanku. Mulai kuperhatikan sumber suara itu. Siapakah gerangan? Sorot mataku semakin tajam, daun telingaku semakin peka, dan kakiku mulai melangkah. Perlahan, aku dekati sumber suara itu.  Langkahku semakin mendekat, namun suara itu semakin jauh.  Tiba-tiba…byar. Langkahku terhenti karena seruan Ayahku. “Nak, sedang apa kamu di sana? Daritadi ayah tidak mendengar suaramu.” ucap Ayah.  “Oh… Emm… Enggak apa-apa Ayah.” jawabku.  Saat itu, memang hanya ada aku, Ayah, dan Kakak di rumah. Ayah sedang membaca Koran di ruang keluarga ; Kakak sedang tidur di kamarnya ; Ibu di rumah tetangga mengikuti pengajian.  Setelah mengecek keadaanku, Ayah kembali membaca koran dan sedikit menyeruput kopi hangat buatan Ibu. Aku kembali dalam lamunan, terjerat dalam rasa penasaran. Suara siapa tadi? Suara itu menghilang seketika, saat Ayah meman