Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018
Kisah Gawai Di Akhir Minggu Pagi terasa sunyi. Tak ada dering hp yang biasa terdengar di akhir minggu ini. Kembali pikiran melayang memutar waktu dengan cepat. Kembali merekam dengan jelas kronologis percakapan semalam. Satu per satu klise peristiwa bermunculan dalam kotak memori lama. Seperti luka baru yang basah tersiram air. Perih dan sakit. Hal sepele yang tak sengaja menyeruak dari mulutku, ternyata membuatnya tersinggung tanpa kurencanakan. Sekali hati nya terkoyak, sehari dua hari lisannya akan mengoyak. Ya, sedetik ku salah ucap, rasa keindahan malam hancur dalam sekejap. Mulut membungkam, telinga membuka, dan hati menahan setiap rindu yang tergantikan oleh luka. Sebab, rencana melepas rindu, namun mala petaka datang tak diundang. "Jangan berbicara seperti itu, aku tidak suka, karena aku sayang kalian semua." Hanya satu kalimat itu kulontarkan, dan alhasil nihil, bahkan minus. "Kamu seharusnya bisa mengerti, kamu seharusnya bisa paham, kamu suda
Anak Tangga Nur Septiani Wulandari Inginku menghancurkan dunia. Ya, dunia. Dunia dalam penaku. Apa kau pikir aku bisa menghancurkan dunia? Hah (mendengus kesal). Bukan aku yang menghancurkan dunia, tapi seonggok kecil ego mereka yang menghancurkn duniaku. Malam ini bulan tak purnama. Apakah kau melihat? Perhatikan! Apakah bulan itu mendengus? Atau hancur berkeping-keping? Kurasa tidak. Bulan itu hanya menutupi sebagian cahayanya saja. Esok atau tulat atau tubin mungkin bulan pasti kembali bulat atau bahkan menghilang ditelan kegelapan malam. Siapa yang tau hari esok? Kau tidak akan bisa memprediksinya. Malam ini juga, aku termenung di sudut keramaian. Tersisihkan hampir tak terlihat. Seperti sebagian cahaya bulan yang menghilang itu. Apa kau sadar? Aku di sini memperhatikan kau. Menunggu kau menoleh sedikit pada dinding-dinding angin malam. Mulut ini bergetar, bukan karena udara dingin yang menerjang wajah mungilku. Namun, banyak sekali kisah-kisah telah termakan oleh