Suara? Hujan Sore Itu
Kala itu, ketika rintik hujan membasahi bumi. Terdengar rintihan suara lembut di sudut ruangan itu. Aku pun terbangun dari lamunanku. Mulai kuperhatikan sumber suara itu. Siapakah gerangan? Sorot mataku semakin tajam, daun telingaku semakin peka, dan kakiku mulai melangkah. Perlahan, aku dekati sumber suara itu.
Langkahku semakin mendekat, namun suara itu semakin jauh.
Tiba-tiba…byar. Langkahku terhenti karena seruan Ayahku.
“Nak, sedang apa kamu di sana? Daritadi ayah tidak mendengar suaramu.” ucap Ayah.
“Oh… Emm… Enggak apa-apa Ayah.” jawabku.
Saat itu, memang hanya ada aku, Ayah, dan Kakak di rumah. Ayah sedang membaca Koran di ruang keluarga ; Kakak sedang tidur di kamarnya ; Ibu di rumah tetangga mengikuti pengajian.
Setelah mengecek keadaanku, Ayah kembali membaca koran dan sedikit menyeruput kopi hangat buatan Ibu. Aku kembali dalam lamunan, terjerat dalam rasa penasaran. Suara siapa tadi? Suara itu menghilang seketika, saat Ayah memanggilku.
Ya, aku yakin, di sudut ruangan itu. Tepatnya di sudut teras rumahku. Selain itu, aku juga yakin, di teras tidak ada siapa-siapa. Karena, hujan sangat deras mengguyur alam.
Apakah ini hanya lamunanku? Khayalanku?
Tidak, aku sangat yakin, suara itu sangat nyata.
Dimana suara itu?
Kress (Suara langkah kaki pada daun kering)
“Siapa itu?” sautku.
…
Bersambung
Say, Sayyyyy. Banyak pengulangan katanya 😊. Tapii oke banget tulisannya
BalasHapusSay, Sayyyyy. Banyak pengulangan katanya 😊. Tapii oke banget tulisannya
BalasHapusmakasih ndu cantikkuh krisannya 😘
BalasHapus