Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018
Pak Tua Bruk! Suara gebrakan pintu terdengar. Aroma kepanikan mulai menegangkan bulu kuduk. Kakak pulang dengan muka pucat lagi panik. “Ada apa, Kak?” Tanyaku. “Kakek meninggal.” Kami terdiam, saling menatap, mulut terkunci, dan tubuh mulai terasa melayang. Aku tersungkur di pelukan kakak. *** Tidak membuang waktu. Kami langsung melipat beberapa baju yang dikemas dalam tas gendongku. Tidak pikir panjang. Kami melangkahkan kaki seribu menuju rumah duka. Di perjalanan, kakak terus menyebarkan berita duka. Aku terus menggenggam kaligrafi berlatar sawah pahatan kakek yang kuterima setahun lalu. *** Perabot rumah menjadi saksi kematiannya. Tahta yang dimiliki anak-anaknya membuat ia hidup sebatangkara. Kotak surat yang rutin terisi dengan amplop kecil berisi rupiah ikut menemani. Tubuh rentanya selalu mandiri membawa cangkul dan parit. Padahal ia tak memiliki sawah. Tapi, ia selalu menyukai sawah. *** Kami tamu pertama di rumah duka. Jasad kakak sudah dibal
Senja? Rasanya aku ingin mati kembali. Setelah kematianku dua tahun yang lalu, aku rasa aku belum mati. Aku ingin memejamkan mata menikmati semilir angin yang mempertemukan daun-daun kelapa, mendengar deru ombak yang menerjang pantai, merasakan dinginnya pasir putih di telapak kaki. Aku ingin berbaring di atas pasir basah dengan selimut gelombang yang menepi. Bersama senja yang mulai menenggelamkan matahari di laut lepas. Aku mulai tenang menikmati angin, menunggu bintang-bintang datang menerangi pemikiran senja. Namun, seorang manusia datang menggangguku, mengajakku menghadap layar kecil yang akan mencetak mukaku. Hebat sekali alat-alat sekarang, pikirku. Wajahku bisa berpindah tempat dan berdiam di dalam layar seperti aquarium dua dimensi. Tanpa ku sadari sedari tadi, sudah banyak orang-orang yang tidak bisa menikmati indahnya menanti kematian dalam jiwa di pantai ini. Segerombolan orang berebut mencari senja dan warna orange kehitaman. Melakukan pose-pose seserius mungkin untu
Kisah Gawai Di Akhir Minggu Pagi terasa sunyi. Tak ada dering hp yang biasa terdengar di akhir minggu ini. Kembali pikiran melayang memutar waktu dengan cepat. Kembali merekam dengan jelas kronologis percakapan semalam. Satu per satu klise peristiwa bermunculan dalam kotak memori lama. Seperti luka baru yang basah tersiram air. Perih dan sakit. Hal sepele yang tak sengaja menyeruak dari mulutku, ternyata membuatnya tersinggung tanpa kurencanakan. Sekali hati nya terkoyak, sehari dua hari lisannya akan mengoyak. Ya, sedetik ku salah ucap, rasa keindahan malam hancur dalam sekejap. Mulut membungkam, telinga membuka, dan hati menahan setiap rindu yang tergantikan oleh luka. Sebab, rencana melepas rindu, namun mala petaka datang tak diundang. "Jangan berbicara seperti itu, aku tidak suka, karena aku sayang kalian semua." Hanya satu kalimat itu kulontarkan, dan alhasil nihil, bahkan minus. "Kamu seharusnya bisa mengerti, kamu seharusnya bisa paham, kamu suda
Anak Tangga Nur Septiani Wulandari Inginku menghancurkan dunia. Ya, dunia. Dunia dalam penaku. Apa kau pikir aku bisa menghancurkan dunia? Hah (mendengus kesal). Bukan aku yang menghancurkan dunia, tapi seonggok kecil ego mereka yang menghancurkn duniaku. Malam ini bulan tak purnama. Apakah kau melihat? Perhatikan! Apakah bulan itu mendengus? Atau hancur berkeping-keping? Kurasa tidak. Bulan itu hanya menutupi sebagian cahayanya saja. Esok atau tulat atau tubin mungkin bulan pasti kembali bulat atau bahkan menghilang ditelan kegelapan malam. Siapa yang tau hari esok? Kau tidak akan bisa memprediksinya. Malam ini juga, aku termenung di sudut keramaian. Tersisihkan hampir tak terlihat. Seperti sebagian cahaya bulan yang menghilang itu. Apa kau sadar? Aku di sini memperhatikan kau. Menunggu kau menoleh sedikit pada dinding-dinding angin malam. Mulut ini bergetar, bukan karena udara dingin yang menerjang wajah mungilku. Namun, banyak sekali kisah-kisah telah termakan oleh
Suara? Hujan Sore Itu Kala itu, ketika rintik hujan membasahi bumi. Terdengar rintihan suara lembut di sudut ruangan itu. Aku pun terbangun dari lamunanku. Mulai kuperhatikan sumber suara itu. Siapakah gerangan? Sorot mataku semakin tajam, daun telingaku semakin peka, dan kakiku mulai melangkah. Perlahan, aku dekati sumber suara itu.  Langkahku semakin mendekat, namun suara itu semakin jauh.  Tiba-tiba…byar. Langkahku terhenti karena seruan Ayahku. “Nak, sedang apa kamu di sana? Daritadi ayah tidak mendengar suaramu.” ucap Ayah.  “Oh… Emm… Enggak apa-apa Ayah.” jawabku.  Saat itu, memang hanya ada aku, Ayah, dan Kakak di rumah. Ayah sedang membaca Koran di ruang keluarga ; Kakak sedang tidur di kamarnya ; Ibu di rumah tetangga mengikuti pengajian.  Setelah mengecek keadaanku, Ayah kembali membaca koran dan sedikit menyeruput kopi hangat buatan Ibu. Aku kembali dalam lamunan, terjerat dalam rasa penasaran. Suara siapa tadi? Suara itu menghilang seketika, saat Ayah meman
Mimpi Diantara Mimpi Ketika pagi menarik sang fajar tuk membentangkan keindahannya. Aku baru terbangun dari mimpiku. Mimpi seperti bukan mimpi, mimpi yang ada dalam mimpi, atau mimpi sang pembuat mimpi.  Entahlah, aku lelah memikirkan mimpi serta mimpi yang menggelayut dalam pikiranku.  Yang menjadi pertanyaan ku sekarang, mengapa ketika ku terbangun, aku sudah memegang tiga kotak hitam. Satu di tangan kananku, satu di tangan kiriku, dan satu lagi di atas kepalaku. Dari manakah datangnya kotak itu? Apakah itu mimpi? Atau aku masih dalam mimpi?.  *** Aku mulai beranjak dari tempat tidurku dan pergi mencuci mukaku. Sembari ku lihat sekitar apakah aku masih dalam mimpi?. Setelah beberapa menit mengawasi setiap kejadian di sekitar ku. Akupun mulai yakin ini bukanlah mimpi.  Aku memulai aktivitas seperti  biasa dimulai dari membereskan kamar tidurku.  Ketika itu mataku kembali menatap tiga kotak itu. Seperti ada aura yang memanggilku untuk memegang kotak itu.  Perl
Renungan Lampu Jalan Mendengarkan kisah yang diceritakan oleh mamahnya adalah kebiasaan Yusuf setiap malam sebelum tidur. Kebiasaan ini ia lakukan sejak ia berumur satu tahun dan sekarang umurnya sudah menginjak lima tahun.  Hari ini adalah hari Senin. Hari yang melelahkan untuk Yusuf, karena ia harus sekolah dan belajar mengaji di madrasah. Ia sangat semangat kalau sudah ketemu teman-temannya. Jadi, walaupun seharian ia belajar di sekolah tapi ga kerasa kalau lagi belajar. Tak terasa bulan sudah mulai sempurna memancarkan sinarnya. itu artinya, ini adalah waktunya Yusuf untuk tidur. “Yusuf” panggil mamah “iya mah” jawab Yusuf “sini sayang” kata mamah (Yusuf mendekat ke mamah) “Yusuf sayang, lihat sekarang jam berapa?” (sambil mengelus rambut Yusuf) “jam 9 malam mah” “nah, sudah waktunya kamu tidur ya nak. Sekarang matikan tvnya terus Yusuf cuci tangan dan kaki Yusuf lalu tidur ya nak” “iya mah. Mah pengen cerita apa sekarang?” “rahasia. Yusuf kerjakan dulu permintaan mamah tad
Asyiknya Menulis Hai sobat, aku Talita. Panggil aja aku Lita. Hobi aku membaca dan menulis. Semua buku-buku temen aku sudah aku pinjam untuk dibaca. Mungkin temanku bosan aku minjem buku terus hehe. Selain itu, semua yang ada dipikiran aku pasti deh aku tulis. Nah ini alesannya aku bisa nyebut kalau hobi aku nulis. Suatu sore aku lagi duduk di taman kampus, biasa lagi nyari inspirasi. Aku orangnya suka menyendiri di tempat yang hening kalau lagi ga ada kerjaan. Aku lagi nulis-nulis konsep puisi yang mau aku bikin buat dikirim ke panitia lomba. Tiba-tiba ada temanku lewat, namanya Bianca. Dia salah satu teman deket aku. “Lita” sapa temanku “Hai, Bian” jawabku “Lagi apa kamu? Sendirian aja” tanya Bian (sambil berjalan mendekatiku dan duduk di sebelahku) “Biasalah, kamu kayak gatau aku aja Bi” “Haha, iya Ms. Alone, kamu mah sukanya sendirian aja, ngapain si?” “Nyari inspirasi Bi, aku mau ikut lomba menulis puisi” “Oh..” “Heem” “Eh Lita, kamu kenapa si suka banget nulis? Di
Sekilas Tentang Sejuta Pelangi Oki Setiana Dewi Oki Setiana Dewi. Nama itu sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita ya sobat. Sekarang saya tidak akan bahas tentang Oki Setiana Dewi sobat tapi saya akan membahas buku ciptaan Oki Setiana Dewi nih sobat. Judul bukunya adalah “Sejuta Pelangi (Pernik Cinta Oki Setiana Dewi)”. Buku ini diterbitkan oleh PT. Mizan Pustaka. Diterbitkan di Bandung pada bulan Februari 2012 untuk cetakan pertama dan Maret 2012 untuk cetakan kedua. Buku ini keren banget sobat. Di dalamnya menceritakan kisah-kisah inspiratif yang langsung didapatkan dari narasumber terpercaya. Setiap kisah yang diceritakan disampaikan dengan bahasa yang sangat komunikatif dan ringan. Hal ini membuat setiap cerita yang diceritakan dalam buku ini penuh akan makna yang akan membuat motivasi bangkit dan hati yang membara. Kita akan termotivasi untuk lebih maju dengan belajar dari keterbatasan dan memanfaatkan sebaik-baiknya kelebihan yang kita punya sobat. Nah, buat
Belajar Dari DORAEMON Dulu waktu kecil kalian pasti suka cartoon ya. Apa aja si cartoon yang ada waktu era 90an sampai 2000an? Shinchan, conan, doraemon, dragon ball, one piece, dan masih banyak lagi. nah, di sini akan dibahas satu dari beberapa cartoon itu, yaitu “DORAEMON”. Cartoon buatan Jepang itu cukup membuat perhatian untuk anak-anak sampai dewasa. Kalian tau ga? Sebenarnya di dalam cartoon doraemon secara tidak langsung mengajarkan kita beberapa hal positif loh. Apa aja ya kira-kira hal-hal positif yang ada dalam cartoon doraemon? Doraemon mengajarkan kita untuk selalu ada saat teman susah maupun tidak Ya, sudah terlihat di setiap petualangan doaremaon itu menceritakan persahabatan antara doraemon, nobita, sizuka, giant, dan suneo. Mereka menunjukkan kalau teman itu ada saat kita susah maupun senang. Dilihat dari petualangan-petualangan yang ada dalam cerita doraemon, ya walaupun keliatannya doraemon yang paling diandalkan, tapi mereka selalu ada untuk temanya dan selal
Pertemuan Hujan Di sore hari saat hujan mengguyur tanah-tanah yang kering. Sepasang kakak beradik sedang berbincang-bincang dibalik jendela rumahnya. Sambil memperhatikan hujan sang kakakpun bercerita kepada adiknya. “Suatu hari ada seorang remaja bernama Risa. Ia seorang remaja yang ceria dan tak pernah kenal lelah. Ia memiliki seorang teman bernama Aisyah. Mereka mulai saling mengenal ketika mereka sedang menunggu bus di sebuah halte yang sama. Saat itu mereka masih satu sekolah di SMA 5 Harapan. Semenjak itulah mereka mulai saling mengenal dan terus menjaga hubungan mereka sampai 3 tahun lamanya. Walaupun sekarang mereka sudah berbeda sekolah, karena Risa melanjutkan ke Univ yang ada di Bandung dan Aisyah melanjutkan sekolahnya ke salah satu Univ yang ada di Yogyakarta. Namun, mereka selalu berkomunikasi tanpa putus. Apakah adik tahu kenapa Risa dan Aisyah selalu bersahabat dan bisa menjaga hubungannya?” tanya kakak pada sang adik “Sepertinya mereka punya watak dan karakter ya
5 Tips Mengajak Keluarga Berpakaian Syar'i Keluarga merupakan anugrah terindah yang Allah berikan untuk kita. Orang-orang yang paling dekat dengan kita yang selalu memberikan kasih sayangnya untuk kita tanpa mengharapkan imbalan apapun. Namun, apakah kita hanya ingin bersama keluarga di dunia saja? Maukah Anda membawa keluarga Anda berjalan bersama menuju Surganya Allah?. Anda yang sudah berhijrah Alhamdulillah Allah berikan Anda kemudahan menerima hidayah. Selain itu, secara tidak langsung Anda diharapkan bisa membwa perubahan juga untuk keluarga Anda untuk berhijrah. Apabila Anda sudah diberi kemudahan oleh Allah untuk berpakaian syar’i, ayolah coba ajak keluarga Anda untuk berpakaian syar’i juga sobat. Perlahan saja namun pasti. Nah ini nih ada beberapa tips cara mengajak keluarga Anda supaya berpakaian syar’i : Kasih Hadiah Buku Indahnya Berpakaian Syar’i Saat di momen-momen tertentu Anda bisa beri sebuah hadiah kepada keluarga buku bacaan. Coba deh cari buku bacaan yang
Metafor Kehidupan NSW (Chandra Kirana) Malam sunyi nan menyejukkan Membawa tubuh ini terbaring bersama selimut rembulan Ditemani indahnya cahaya bintang Membuat mata kembali terbuka Menikmati karya-karya Sang Pemilik Alam Angin terus mengiringi kesejukan malam Memaksa pikiran terus melayang jauh menyentuh kenangan Seolah awan menggambarkan semua kejadian-kejadian waktu Membawa khayal ikut merangkai sebuah kisah perjuangan Ketika malam terus larut Dingin semakin menusuk ke dalam tulang Namun khayal  terus berjalan Menyusuri setiap kejadian alam Walau hujan mengguyur membasahi tubuh Sementara sang surya mulai terbit Menggantikan kesunyian menjadi ramainya aktivitas alam Senda gurau dan gelak tawa terdengar jelas dalam gendang telinga Sepasang kaki mulai berjalan memaknai setiap langkah Terlihat sebuah kepongpong pada daun hijau kuning Bekerja dan bekerja untuk sebuah perubahan Berhari-hari menunggu sayap-sayap indah Tuk memamerkan hasil keringatnya Apakah
Terlihat Membosankan Padahal Menulis Sangat Menguntungkan Assalamualaikum Hai sobat, apa yang Anda tahu tentang menulis?. Menulis adalah salah satu kegiatan yang paling menyenangkan kalau menurut saya sobat. Kenapa? Karena menulis itu membuat kita bisa menuangkan imajinasi yang malang melintang dipikiran kita loh sobat. Selain itu, menulis bagi saya bisa membawa kita ke suatu alam yang ada dalam pikiran kita sendiri. Ga percaya? Coba deh Anda mencoba menulis. Menulis itu tidak terpaku pada penulisan karya ilmiah aja ya sobat. Dulu memang saya juga sempat tertarik untuk menulis tapi saya pikir menulis itu sulit, harus tau banyak kata, harus tau kata-kata ilmiah, wah pokoknya banyak deh yang ada di pikiran saya. Tapi tahukah Anda kalau menulis itu ternyata sangat menyenangkan dan sangat bebes. Awalnya saya memulai menulis itu bahasanya sangat kaku dan terbatas banget. Saya sendiri aja bacanya males banget sobat, apalagi sobat-sobat ini yang membaca. Wah saya malu banget deh hehe. Kenap