Langsung ke konten utama
5 Tips Mengajak Keluarga Berpakaian Syar'i
Keluarga merupakan anugrah terindah yang Allah berikan untuk kita. Orang-orang yang paling dekat dengan kita yang selalu memberikan kasih sayangnya untuk kita tanpa mengharapkan imbalan apapun.
Namun, apakah kita hanya ingin bersama keluarga di dunia saja? Maukah Anda membawa keluarga Anda berjalan bersama menuju Surganya Allah?. Anda yang sudah berhijrah Alhamdulillah Allah berikan Anda kemudahan menerima hidayah. Selain itu, secara tidak langsung Anda diharapkan bisa membwa perubahan juga untuk keluarga Anda untuk berhijrah.
Apabila Anda sudah diberi kemudahan oleh Allah untuk berpakaian syar’i, ayolah coba ajak keluarga Anda untuk berpakaian syar’i juga sobat. Perlahan saja namun pasti.
Nah ini nih ada beberapa tips cara mengajak keluarga Anda supaya berpakaian syar’i :
Kasih Hadiah Buku Indahnya Berpakaian Syar’i
Saat di momen-momen tertentu Anda bisa beri sebuah hadiah kepada keluarga buku bacaan. Coba deh cari buku bacaan yang isinya tentang indahnya berpakaian syar’i. Supaya minimalnya keluarga Anda tertarik dulu kalau berpakaian syar’i itu memang istimewa. Selain istimewa dihadapan manusia juga istimewa dihadapan Allah.
Belikan Pakaian Syar’I untuk Keluarga 
Nah, setelah keluarga Anda sudah membaca buku pemberian dari Anda. Sekarang cobalah belikan pakaian syar’I untuk mereka dan meminta mereka untuk memakainya sebagai pernghargaan terhadap Anda yang sudah memberikan itu kalau mereka tetap tidak ingin memakainya. Cara ini bertujuan untuk mulai memberikan kesan nyaman untuk keluarga Anda untuk memakai pakaian syar’i.
Ajak Keluarga Anda untuk Mengikuti Kajian Islami 
Rangkullah keluarga Anda untuk mengikuti kajian-kajian tentang Islam sobat. Supaya keluarga Anda bisa mendapatkan pencerahan tentang ilmu agamanya. Jadi, keluarga Anda bisa lebih tau tentang pakaian syar’I sobat. Ajak keluarga Anda dengan penuh kasih sayang dan penuh kelembutan. Supaya keluarga Anda ikhlas datang ke kajian bukan karena paksaan.
Kenalkan Sahabat Hijrah Anda kepada Keluarga 
Ketika Anda berhijrah pasti Anda mendapatkan teman baru dan sahabat baru. Teman dan sahabat yang selalu mengingatkan Anda untuk selalu berbuat kebaikan dan istiqomah dalam berhijrah. Nah, coba kenalkan sahabat-sahabat hijrah Anda kepada keluarga Anda supaya keluarga Anda percaya kepada sahabat-sahabat Anda itu kalau mereka tidak membawa dampak negatif untuk Anda.
Perlihatkan Sikap Positifmu Setelah Berhijrah 
Nah sobat ini nih salah satu cara untuk meluluhkan hati keluarga Anda untuk ikut berhijrah juga. Tunjukkan perubahan sikap Anda yang positif supaya keluarga Anda semakin percaya sama Anda dan Andapun tidak sungkan untuk mengajak keluarga Anda ikut berhijrah.
Hamasah Sobat! (NSW)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suara? Hujan Sore Itu Kala itu, ketika rintik hujan membasahi bumi. Terdengar rintihan suara lembut di sudut ruangan itu. Aku pun terbangun dari lamunanku. Mulai kuperhatikan sumber suara itu. Siapakah gerangan? Sorot mataku semakin tajam, daun telingaku semakin peka, dan kakiku mulai melangkah. Perlahan, aku dekati sumber suara itu.  Langkahku semakin mendekat, namun suara itu semakin jauh.  Tiba-tiba…byar. Langkahku terhenti karena seruan Ayahku. “Nak, sedang apa kamu di sana? Daritadi ayah tidak mendengar suaramu.” ucap Ayah.  “Oh… Emm… Enggak apa-apa Ayah.” jawabku.  Saat itu, memang hanya ada aku, Ayah, dan Kakak di rumah. Ayah sedang membaca Koran di ruang keluarga ; Kakak sedang tidur di kamarnya ; Ibu di rumah tetangga mengikuti pengajian.  Setelah mengecek keadaanku, Ayah kembali membaca koran dan sedikit menyeruput kopi hangat buatan Ibu. Aku kembali dalam lamunan, terjerat dalam rasa penasaran. Suara siapa tadi? Suara itu menghilang s...
Anak Tangga Nur Septiani Wulandari Inginku menghancurkan dunia. Ya, dunia. Dunia dalam penaku. Apa kau pikir aku bisa menghancurkan dunia? Hah (mendengus kesal). Bukan aku yang menghancurkan dunia, tapi seonggok kecil ego mereka yang menghancurkn duniaku. Malam ini bulan tak purnama. Apakah kau melihat? Perhatikan! Apakah bulan itu mendengus? Atau hancur berkeping-keping? Kurasa tidak. Bulan itu hanya menutupi sebagian cahayanya saja. Esok atau tulat atau tubin mungkin bulan pasti kembali bulat atau bahkan menghilang ditelan kegelapan malam. Siapa yang tau hari esok? Kau tidak akan bisa memprediksinya. Malam ini juga, aku termenung di sudut keramaian. Tersisihkan hampir tak terlihat. Seperti sebagian cahaya bulan yang menghilang itu. Apa kau sadar? Aku di sini memperhatikan kau. Menunggu kau menoleh sedikit pada dinding-dinding angin malam. Mulut ini bergetar, bukan karena udara dingin yang menerjang wajah mungilku. Namun, banyak sekali kisah-kisah telah termakan oleh...
Mimpi Diantara Mimpi Ketika pagi menarik sang fajar tuk membentangkan keindahannya. Aku baru terbangun dari mimpiku. Mimpi seperti bukan mimpi, mimpi yang ada dalam mimpi, atau mimpi sang pembuat mimpi.  Entahlah, aku lelah memikirkan mimpi serta mimpi yang menggelayut dalam pikiranku.  Yang menjadi pertanyaan ku sekarang, mengapa ketika ku terbangun, aku sudah memegang tiga kotak hitam. Satu di tangan kananku, satu di tangan kiriku, dan satu lagi di atas kepalaku. Dari manakah datangnya kotak itu? Apakah itu mimpi? Atau aku masih dalam mimpi?.  *** Aku mulai beranjak dari tempat tidurku dan pergi mencuci mukaku. Sembari ku lihat sekitar apakah aku masih dalam mimpi?. Setelah beberapa menit mengawasi setiap kejadian di sekitar ku. Akupun mulai yakin ini bukanlah mimpi.  Aku memulai aktivitas seperti  biasa dimulai dari membereskan kamar tidurku.  Ketika itu mataku kembali menatap tiga kotak itu. Seperti ada aura yang memanggilku untu...