Langsung ke konten utama

Tetesan Air Semu

ketika air mataku berjatuhan di pipiku
kaupun takkan tahu
dan kaupun tak ingin tahu bagaimana perasaanku saat ini
kau sudah ada dalam kesombongan dirimu
yang tak pernah memperdulikan sekelilingmu
kau selalu mencaci dan meremehkan orang yang selalu ada untukmu
disaat kau susah
disaat kau jatuh
dan disaat kau senang

aku tak dapat mengucap satu katapun untukmu
sungguh berat mulut dan hatiku untuk jujur padamu
akupun hanya bisa membuata tetesan tetesan air mata untukmu
tapi kau pun tak akanmelihat itu
karena tetesan tetesan itu ada di dalam hatiku

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asyiknya Menulis Hai sobat, aku Talita. Panggil aja aku Lita. Hobi aku membaca dan menulis. Semua buku-buku temen aku sudah aku pinjam untuk dibaca. Mungkin temanku bosan aku minjem buku terus hehe. Selain itu, semua yang ada dipikiran aku pasti deh aku tulis. Nah ini alesannya aku bisa nyebut kalau hobi aku nulis. Suatu sore aku lagi duduk di taman kampus, biasa lagi nyari inspirasi. Aku orangnya suka menyendiri di tempat yang hening kalau lagi ga ada kerjaan. Aku lagi nulis-nulis konsep puisi yang mau aku bikin buat dikirim ke panitia lomba. Tiba-tiba ada temanku lewat, namanya Bianca. Dia salah satu teman deket aku. “Lita” sapa temanku “Hai, Bian” jawabku “Lagi apa kamu? Sendirian aja” tanya Bian (sambil berjalan mendekatiku dan duduk di sebelahku) “Biasalah, kamu kayak gatau aku aja Bi” “Haha, iya Ms. Alone, kamu mah sukanya sendirian aja, ngapain si?” “Nyari inspirasi Bi, aku mau ikut lomba menulis puisi” “Oh..” “Heem” “Eh Lita, kamu kenapa si suka banget nulis? Di...

Kontribusiku Untuk Indonesia

Nur Septiani Wulandari adalah nama yang orang tua saya berikan untuk saya. Saya lahir di Pandeglang pada 16 September 1997. Saya memiliki satu kakak perempuan yang paling saya cintai dan dua orang adik laki-laki yang paling saya sayangi. Menjadi seorang mahasiswa PGSD di UPI Kampus Tasikmalaya mengajak saya untuk terus berkarya dalam bidang pendidikan. Di kampus inilah saya menemukan diri saya, saya menemukan ruang nyaman saya bergerak dan berkarya. Jika ditanya mengenai kontribusi apa yang saya lakukan untuk Indonesia? Jawaban yang sudah pasti adalah saya selalu belajar untuk bisa berkarya untuk Indonesia. Saat saya duduk di bangku SD, saya mulai mengenal tarian tradisional khas Cirebon yaitu tari topeng. Saya mulai tertarik dan mementaskannya di beberapa acara. Selain itu saya juga mulai tertarik dengan sastra puisi, lebih tepatnya dalam membaca puisi. Saya mulai mendalami teknik-teknik membaca puisi dan mencari pengalaman melalui lomba-lomba membaca puisi. Saya mulai menemukan ...
Suara? Hujan Sore Itu Kala itu, ketika rintik hujan membasahi bumi. Terdengar rintihan suara lembut di sudut ruangan itu. Aku pun terbangun dari lamunanku. Mulai kuperhatikan sumber suara itu. Siapakah gerangan? Sorot mataku semakin tajam, daun telingaku semakin peka, dan kakiku mulai melangkah. Perlahan, aku dekati sumber suara itu.  Langkahku semakin mendekat, namun suara itu semakin jauh.  Tiba-tiba…byar. Langkahku terhenti karena seruan Ayahku. “Nak, sedang apa kamu di sana? Daritadi ayah tidak mendengar suaramu.” ucap Ayah.  “Oh… Emm… Enggak apa-apa Ayah.” jawabku.  Saat itu, memang hanya ada aku, Ayah, dan Kakak di rumah. Ayah sedang membaca Koran di ruang keluarga ; Kakak sedang tidur di kamarnya ; Ibu di rumah tetangga mengikuti pengajian.  Setelah mengecek keadaanku, Ayah kembali membaca koran dan sedikit menyeruput kopi hangat buatan Ibu. Aku kembali dalam lamunan, terjerat dalam rasa penasaran. Suara siapa tadi? Suara itu menghilang s...